Warga Madura Harus Naik Level - Adi Purnomo - Yayasan Al-Miftah | Media Center

UPDATE

Warga Madura Harus Naik Level - Adi Purnomo

Warga Madura Harus Naik Level - Adi Purnomo

Warga Madura Harus Naik Level

Adi Purnomo


Baru-baru ini viral keberadaan toko kelontong Madura di Jakarta. Lantaran, kemungkinan akan diberlakukannya peraturan pembatasan jam buka toko kelontong di Jakarta. Sehingga hal itu banyak memantik reaksi dari berbagai pihak dan berbagai kalangan. Baik berasal dari warga Madura yang memang sudah merantau di Jakarta ataupun dari warga Madura yang berada di Madura sendiri. 


Tidak berhenti disitu saja, reaksi juga muncul dari masyarakat di luar Madura. Ada banyak respons dan tanggapan yang positif, termasuk dari warga Jakarta sendiri. Mereka merespons terhadap akan, atau kemungkinan adanya peraturan tersebut. Warga Madura serta warga Jakarta menegaskan ketidaksetuajuannya. Menurut mereka, keberadaan toko kelontong Madura di Jakarta buka 24 jam sangatlah  banyak membantu mereka, warga Jakarta. Di samping harganya lebih murah, pelayanannya bagus, orang-orangnya ramah, lebih dari itu bahwa keberadaan warung kelontong yang buka 24 jam sangat membantu mereka warga Jakarta saat tengah malam, di saat toko-toko besar sudah tutup, sementara warga mempunyai kebutuhan yang mendesak semisal obat-obatan ringan, makan-makanan ringan ataupun di saat mereka dalam perjalan kendaraannya macet karena kehabisan bensin. Maka toko kelontong Maduralah sebagai solusinya. Sehingga tidaklah berlebihan jika warga Jakarta sendiri bereaksi keras atas kemungkinan akan diberlakukannya aturan buka toko kelontong Madura di Jakarta. 


Nah, lebih dari narasi di atas, sebenarnya yang ingin ditekankan pada narasi ini oleh penulis adalah pertama, bahwa warga Madura yang ada di Jakarta harus terus menguatkan solidaritasnya, saling membantu, saling kerjasama, saling silaturrahmi. Di mana sesama pekerja toko kelontong yang ada di Jakarta saling silaturrahim dengan maksud dan tujuan untuk menguatkan tali persaudaraan sesama warga madura. Kedua, bahwa warga Madura yang ada di Jakarta haruslah berdampak bagi kemaslahatan sosial-masyarakat serta agama. 


Hal ini tentunya bisa dilakukan manakala warga Madura yang ada di Jakarta merantau bukan hanya bertujuan semata-mata untuk ekonomi. Tapi lebih dari itu, tujuannya haruslah naik level. Yaitu harus ada jalan dakwah yang menjadi tujuannya sebagimana hal ini pernah ada dan terjadi dalam sejarah perjalanan para wali. Wali Songo di samping masuk ke Indonesia sebagai pedagang, sebagai saudagar mereka juga menerapkan perjuangan  keagamaan dengan ngemong masyarakat pada masanya, ngopeni masyarkat dalam hal keagamaan, pertanian, peternakan, pengobatan dan bahkan masuk ke pusat-pusat pemerintahan dengan mengawinkan agama, budaya dan kekuasaan. Sehingga pada hari ini bisa kita rasakan  manfaatnya betapa peran para wali tempo dulu luar biasa dan amat sangat strategis. 


Nah, berangkat cerita dari para wali tersebut maka warga Madura yang ada di jakarta perlu naik level, ya naik level. Mengapa naik level ini saya tegaskan sampai beberapa kali karen level inilah yang bisa menaikkan derajat warga Madura di Jakarta dan warga Madura di Indonesia . Dari penjaga atau memiliki toko kelontong, menjadi pemegang-pemegang kunci di sistem penting negara, pemegang kunci dalam kekuasaan, pemegang kunci dalam ekonomi nasional, dari ekonomi berbasis kelontong naik level pada ranah ekonomi tingkat elit semisal di ritel tingkat elit, migas, tambang dan lain-lain. Warga Madura dengan toko kelontongnya sudah bisa menggemparkan Indonesia, kedepannya Indonesia haruslah gempar dengan warga Madura masuk di pusat-pusat strategis kekuasaan dalam negara, warga Madura haruslah punyak pengacara hebat seperti Bang Hotman yang dari Sumatera. Punya tentara, pengusaha dan politisi hebat seperti luhut yang juga dari Sumatera, pengusaha hebat seperti Erick Tohir dan Sandiaga Uno, teknokrat dan politis hebat seperti Airlangga dan pemimpin hebat seperti Jokowi, Gus Dur, Gus Muahimin dan lain-lain. 


Hal itu bisa terwujud manakala warga Madura yang ada di Madura dan warga Madura yang ada di Jakarta mempunyai kesadaran  naik level, kesadaran pendidikan berkualitas dan kesadaran kebersamaan bukan kesadaran konflik, menghindari konflik tentunya harus sudah diantisipasi sejak hari ini baik konflik dengan sesama warga Madura ataupun konflik sesama anak bangsa. Warga Madura juga harus terus memupuk kesadaran bermanfaat bahwa warga Madura di manapun berada haruslah terus memberikan contoh terbaik dengan akhlak-sopan santunnya, warga Madura di manapun berada haruslah terus menebar manfaat bagi lingkungannya. Yang bisa berbagi harta maka silahkan berbagi hartanya, yang bisa berbagi ilmu agama, silahkan berbagi ilmu, yang bisa berbagi kebersamaan maka silahkan berbagi kebersamaan. 

Salam settong ate

Penulis: Adi Purnomo, merupakan alumnus Miftahul Ulum. Penulis adalah petani, peternak, pekerja pemberdayaan, pengamat sosial-budaya yang tinggal di desa.

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact

Tidak ada komentar:

Posting Komentar